Sebentar lagi waktu itu tiba. Aku melihat jam dinding begitu bersemangat menyambutnya. Seakan membuaiku dalam ketidaksabaran memulai hening malam di ruang yang sudah ku siapkan. Meskipun aku sendirian, namun senyumku tidak akan hilang. Karena akan tiba waktu yang mengajakmu bahagia disana. Ingin rasanya segera menghubungimu, memastikan kebahagianmu tak beralih. Akan tetapi; aku memutuskan untuk tidak menghubungi. Bukan karena tidak percaya diri. Tapi, ada cara yang terbaik tuk merajut sesuatu tanpa dusta.
Hanya mampu mengingat tak bisa berucap...
Tiada sikap yang bisa ku
tunjukan padamu. Bukannya aku gugup dan takut memulai suara melalui ponselku. Bukan pula tak ingin mencoba membentuk kotak istimewa atau
membungkus bening mawar merah yang indah. Untuk apa bila semua itu ada,
namun kau tak merasakannya. Lebih baik ku angkat tangan sedada agar mudah kau merasa karena restu
maha segalanya. Biarlah terlihat bodoh atau disebut pengecut yang memilih
untuk tidak diketahui sama sekali.
Dan teruntukmu, bunga terindahku...
Jangan lupa untuk tetap tersenyum ya, semoga semua harapanmu terwujud, mimpi-mimpi indahmu terjamah, dan jadilah pribadi yang luar biasa dengan lembaran angka hidup yang baru ini.
Selamat ulang tahun...