Kamu yang baru
kukenali melalui imajinasi.
Pertemuan hebat yang kunikmati kala itu. Aku yang
sedang sendiri, termenung, menyaksikan keramaian di sekitarku, tanpa kuduga
kamu datang menghampiri memecah keheningan yang sedari tadi menemaniku tanpa
ada rasa pamrih.
Senyummu disaat itu menawar kebahagian. Memudarkan rasa
kesepian yang sempat mengajariku tentang kreatifitas kegilaan. Kehadiranmu
bagai Sesuatu yang sulit kujelaskan dengan diksi kehidupan. Oh.... ramahnya
sikapmu membuat aku terbuai dengan ingatan yang seharusnya ku ingat dengan
benar.
Kamu yang kemarin
kukenali melalui imajinasi.
Terimakasih atas segala kebaikanmu, meluangkan waktu
untuk sekedar menemaniku. Membebaskanku dari penjara hampa yang kerap mengikuti
keberadaanku. Dan semenjak ada kamu semua berubah. Entah itu hanya firasatku
atau memang benar adanya “entahlah” yang pastinya kamu mampu buatku berhasill
mendeskripsikan keterasingan yang selama ini tiada peradilan. Membuatku
membuka alam pikiran untuk menganalogi setiap
detail tentang tidak dan adanya kamu.
Kamu yang
kukenali melalui imajinasi.
Aku punya satu permintaan sederhana, apa aku boleh
mengenali wajah aslimu? Ada banyak peertanyaan yang masih kugantungkan namun
aku memilih satu pertanyaan ini saja.
Kamu yang kukenali melalui imajinasi.
Masihkah sama kemarin dengan hari ini.
"Jika kau mampu sadar maka kau akan tahu siapa aku"
"jika kau hanya menikmati maka kau akan lupa diri"
"Jika kau memilih untuk diam dan tidak bergerak hanya karena aku membuatmu nyaman maka kehidupanmu tidak akan berubah"
***