Senin, 07 November 2016

CATATAN TERPINGGIRKAN

Dengarkan baik-baik!!!

Aku telah dirajam pertanyaan kejam, kala mentari pagi berkembang sampai senja menjurang malam. Kehidupanku tak sesempurna yang kau bayangkan, aku bukanlah pangeran yang sedang membangun kayangan. Sejak kau ajari aku menyapa kehilangan, hidupku berantakan dan aku betah merasakan. Aku tak pernah segan mengatakan bahwasanya aku adalah penikmat sepi yang meringkuk di balik jeruji, mengemis waktu tuk mengembalikan yang telah tercuri atau menanti mati. Jangan kau mengkhawatirkan keberadaanku yang berantakan melintasi waktu. Biarlah aku bertahan di balik celah kesepian ini, memeluk kenangan dan mimpi yang telah dipatahkan takdir.

Akulah pemuda bernasib malang, merayakan kehilangan dengan hidup berantakan. Setiap hari harus menelan kerelaan dan berupaya cerdas menggenapi waktu agar tetap hidup menciptakan jejak. Seperti yang kau tahu, mataku adalah kamera yang kini sudah tak memiliki hari baik lagi. Lensanya pudar karena tak lagi kurawat seperti dulu saat bersamamu. Tak perlu kau datang memberi tisu kepadaku yang tak berguna sama sekali. Sebab, kerusakannya tak berbentuk. Hanya menjadikanku pelamun yang nyaman termakamkan kenangan.

Aku tak ingin merapikan hidup. Tersebab bosan mengkadar pinta tanpa penanda. Aku memilih kusam tak beraturan tanpa arah, karena itu jauh lebih menyenangkan. Jangan takut, aku takkan memberontak takdir yang tak tercatat. Percayalah, biarpun harus kuarungi hidup dengan berantakan, itu adalah pilihanku. Kau tak perlu menjadi penjahit demi menyelamatkanku. Sebab, kita hanya dipertemukan untuk menjadi sebuah kenangan. Kau dan aku adalah hasil dari kreativitas Tuhan yang merancangnya dengan berbagai balutan. Seperti butir hujan, cahaya mentari, rumput ilalang dan debu. Jangan kau kasihani aku dengan perhatianmu, aku tak membutuhkannya.

Bagiku, semuanya gelap dan hancur. Jariku saja takkan mampu berhitung, berapa lamakah aku harus menanggung?