Ini bukan puisi karena memang aku tidak menggunakan diksi-diksi yang
baik, ini juga bukan sajak karena aku menulisnya dengan sangat acak-acak.
Aku ingin memulainya dengan sadar dan sengaja, Aku adalah orang yang
sangat pemalu, terus terang saja kamu bukanlah orang yang baru dalam hidupku.
Dulu, kamu pernah ada dalam hidupku. Memberi rasa nyaman dan kebahagian.
Aku dan kamu hampir saja menjadi kita. Sampai akhirnya ada perpisahan yang
menyudahi semuanya. Ini memang tidaklah indah tapi aku ingin kamu percaya satu
hal. Waktu itu, Tuhan hanya mempertemukan, tidak untuk menyatukan.
Kita memang selalu punya banyak kesempatan untuk menentukan. Dan
akhirnya, aku dan kamupun sepakat untuk tidak terlalu cepat mengikat, semua
kesepakatan yang sudah kita pilih mau tidak mau semua itu harus bisa diterima.
Seiring waktu semuanya berawal dari kesibukan, aku dengan kesibukanku
dan kamu dengan kesibukanmu. Aku merasakan ada sesuatu yang berbeda, entah
benar atau tidaknya, apakah sama yang aku rasakan dengan kamu juga, semua
terasa semakin jauh, seperti kehilangan.
Padahal ditengah-tengah kesibukanku, aku sedang mempersiapkan sesuatu.
Setelah kesibukan yang sama kita rasakan selesai, aku sudah merencanakan untuk
memulai. Memulai sesuatu yang pernah kita sepakati untuk menundanya. Tapi apa
yang terjadi? Aku tidak menemukan kamu yang dulu dan lebih menyakitkan lagi semua
itu tanpa kamu memberikan alasan apapun.
Dihari-hari selanjutnya, aku hanya merasakan pilu. Dan kamu tahu? Aku
tidak pernah berhenti menenun rindu. Inilah hal yang paling aku takutkan sejak
dulu. Aku mengutuk diriku sendiri yang seharusnya sejak awal tahu diri.
Sudahlah, semakin kuceritakan lebih jauh tentangmu, tentang kita.
Rasanya semakin menambah butir-butir kesedihanku. Dan ada beberapa orang yang
mendengar selalu bertanya : kenapa aku dan kamu tidak bisa bersama?
Dan kamu tahu? Aku juga menanyakan hal yang sama.