Aku tak ingin ada banyak perpisahan lagi
Daun menguning lalu jatuh
di atas tanah...
Tempat dimana para sahabatnya telah lebih dulu menangis,
seperti itulah
setelah kehilangan....
Tak perlu ada kata melupakan karena akan jadi prihal yang menakutkan,
ketika peluk berubah air mata...
Mungkin bagi mereka yang punya kekuatan tertawa lebih banyak,
akan jadi
orang yang paling sibuk menenangkan pikiranya sendiri...
Dan pada suatu saat sore yang tenang sebagian dari mereka mulai ada
yang berfikir,
tentang sebuah pertemuan atau hanya sekedar mengenang saja..
Memang benar adanya,
kenyataan adalah mimpi yang kosong
berakhir bagai
lelucon yang sama sekali tidak lucu...
Seperti aku misalnya ....
Setelah perpisahan kemarin,
aku tertegur oleh kekhawatiran tentangmu,
tentang semua ketidaktahuanmu dengan perasaanku...
Lalu dengan ketiadaan yang begitu sangat menggeletarkan jiwa,
aku
linglung di penghujung langit merah itu...
Aku berjalan dengan susah payah,
di sela-sela ombak yang sedang
bermain
Dan tak lupa pula angin bersenandung dengan begitu berisik...
Aku hanyut terapung-apung di lautan rindu,
mencoba berlayar menyelusuri
bayang-bayangmu yang kini semakin jauh...
Dan aku mulai kebingungan kala badai bertubi-tubi menghantamku dengan
sebegitu hebatnya memaksa ku terdampar ketepian yang hampa....
Harapanku perlahan memudar,
Aku tercekal oleh segerombolan pilu yang kejam,
mereka membawa ku
kesebrang sana di ujung senja yang begitu remang
Lalu kuratapi sepenuhnya kelemahanku,
diantara ikhlas dan tidaknya aku
berpisah denganmu
Aku hanya mampu mengutip sejumlah kenangan itu dari setiap
kebetulan-kebetulan yang menkjubkan bersamamu
Tiada hal lain yang bisa ku lakukan lagi, ketika takdir berkata lain
Tinggallah sebuah kedukaan menyelimuti jiwa yang semakin rapuh ini,
aku
tak bisa apa-apa,
selain hanya meratapi setiap kelukaan hati yang sebegitu
perihnya merindukanmu...
Kini aku telah sampai di ujung lelahku,
aku tak sanggup menutupinya
Bahwa aku telah kehilanganmu...