Minggu, 29 Januari 2017

MENGENAL KARENA TAKDIR, MENCINTAI KARENA JODOH



Hasil gambar untuk ilusi pelaminan
Semua ini tentang cinta yang akan menjadi bagian setiap tulisan-tulisanku.Tentang cinta yang meminta kita untuk tetap diam. Tentang cinta yang meminta kita untuk tetap mencintaiNya. Kita punya waktu untuk menjadi akrab dan berdampingan, tapi tidak untuk menceritakan tentang cinta yang sedang kita rasakan. Ada sikap yang terkadang membuat kita nyaman, saling bertatap muka, dan membagi cerita untuk saling menguatkan satu sama lain. Kita percaya bahwa sesungguhnya cinta bukan dari mana kita bertemu dan bagaimana kita bersama, tapi dari cara kita mendekat kepadaNya si pemilik cinta. Seandainya jodoh pasti akan kita temukan sebuah jalan untuk menuju rumah yang kita impikan bersama dalam doa karena kita adalah kata yang belum ada rupanya. Pernikahan pun hanya sebuah wacana yang selalu kita bicarakan ketika menghadapNya untuk sebuah rencana masa depan. Dan semoga kita membicarakan hal yang sama.

Cinta yang aku rasakan memang tanpa kepastian namun itu bukanlah sesuatu yang menghalangiku untuk tetap merasakan cinta. Lihat saja dari tatapan kita ketika berpapasan, ada sesuatu yang tak bisa kita hindari, sesuatu yang belum kita mengerti, namun menjadi sesuatu yang begitu berarti. Ah…sudahlah, mungkin itu hanya firasatku tapi ada benarnya juga -bisa sajakan kita saling mencintai tapi gengsi- karena perbedaan angka dalam jumlah yang tidak sama atau mungkin hanya aku saja yang merasakan cinta tersebut. Entahlah, aku tidak punya jawaban yang tepat untuk semua itu jika ada orang lain yang bertanya tentang kita.

Aku tidak ingin banyak berkomentar tentang cinta yang sedang aku rasakan. Saat ini yang aku lakukan hanya berusaha dengan segala kemampuanku menyelesaikan semua yang sudah dimulai. Biarkanlah kita bergerak untuk saling mendekat dengan bekal doa dan berharap Allah menjaganya, meskipun belum tentu aku yang kausebut di dalam doamu. Namun aku tidak takut, aku tetap berusaha memantaskan diri sampai tiba hari yang memersatukan kita. Aku akan terus berusaha sebisaku, semoga Allah meyakinkan hatimu untuk menerjemahkan cinta dalam bentuk pernikahan meskipun dengan segala perbedaan yang ada. Bagiku bukanlah suatu masalah besar untuk memersiapkan diri sebagai dua anak manusia yang saling mengenal karena takdir dan mencintai karena jodoh.


Saat ini kita memang tidak beruntung, jika benar kita adalah sesuatu yang diinginkanNya maka kauharus menunggu lama. Maafkan aku yang membuatmu sekiranya ragu karena aku tidak pernah mengatakan cinta. Kauperlu tahu alasannya, aku tidak ingin mengotori hati kita hanya karena cemburu yang tidak pantas digugat. Aku ingin kita menjadi hati yang siap tanpa gugatan, bukankah itu adalah pengalaman disaat kita saling berbagi cerita tentang cinta di masa lalu. Cinta yang sempat membuat kita hilang arah dan berpikir patah hati adalah hukuman. Oleh karena itu, aku tidak ingin cinta yang sedang aku rasakan ini membuat kita merasakan hal yang sama seperti di masa lalu.

Apalah artinya cinta jika terlalu tergesah-gesah mengatakannya, justru di antara kita ada yang kecewa?

Cinta bukanlah sekadar kata-kata romantis yang tersusun dengan sistematis pun tidak mengenal usia. Cinta, cukup kau dan aku yang menjadi bukti jika diberi kesempatan untuk menjadi kita. Begitulah cinta yang masih kurahasiakan padamu. Cinta yang sama sekali belum pernah kukatakan bahwa aku mencintaimu karena aku ingin membuktikan kesetian cintaku kepada Allah terlebih dahulu sebelum aku menghalalkanmu dalam sumpah kita atas cinta dan kesetian dihadapan penghulu. Oleh karena itu aku menitip rasa ini kepada Allah agar nanti aku pun siap, andai kita berjodoh pasti akan bertemu dan duduk bersama di kursi bak Raja dan Ratu sejagad atau pun di antara kita hanya sebagai tamu yang datang memberi doa restu.