Boby Julian
Setelah
setahun aku terapung ketika melepaskan putih abu-abu aku seperti seorang yang
tak menemukan arah. Namun, pelita ku tak padam. Akhirnya aku memutuskan untuk
melanjutkan jenjang pendidikanku. Bagiku semuanya belum terlambat dan dengan kepanikan
aku memilih kemana harus menentukan arah. Kemudian jalan hidup mengantarkanku
ke semenanjung melayu tempat dimana aku harus menata diri menuntut ilmu.
Semua
berawal dari mimpi, aku menyusuri tempat yang sama sekali belum pernah ku pijaki
sebelumnya dengan menjaminkan diri pada ketekatan yang tak pernah bertepi, aku
memulai jalan hidup yang baru ini dengan nada yang tak harmonis namun dari
setiap kekurangan itu aku percaya pada satu hal, Tuhan tidak pernah salah
menentukan takdir oleh karena itu aku berdiri tegap dan terus melangkah
menyusuri ruang yang ku sebut itu adalah tempat yang paling tepat untukku yaitu
di Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), aku memulai semuanya dengan
sangat hati-hati karena hidup di tempat yang mulanya belum pernah dikenali
tidaklah elok bila harus bermain ria dengan sedemikian rupanya.
Akhirnya,
seiring waktu yang terus berpacu aku mulai merasakan ada secercah kebahagian
yang mengundang rasa nyaman yang tidak bisa ku ceritakan semuanya disini. Tapi
disini aku akan menceritakan salah satunya dari semua itu dan yang aku pilih
diantaranya adalah cerita bersama dosen-dosenku di UMRAH namun dari semua dosen
yang ada aku memilih satu dosen yang akan aku ceritakan disini yang mana dosen
tersebut aku jadikan salah satu senyuman semangat hidup. Baiklah, di dalam
tulisan yang kutata dengan sangat sederhana ini aku masih begitu ingat satu
dosen yang ku sebut senyuman semangat hidup itu kerap menyapaku dengan sebutan
yang paling beda dari dosen-dosenku yang lainnya. Dia adalah dosen dari mata
kuliah prosa,fiksi, dan drama yaitu ibu Tessa Dwi Leoni yang mana bu Tessa
tersebut menyapaku dengan sapaan Julian Anggar, bagiku ini sangat berbeda dari
dosen-dosen lainnya. Pada umumnya, aku disapa
Julian saja dengan hal tersebutlah aku menyatakan ini sangat berbeda dan terasa
sedikit aneh namun aku tidak menemukan alasan dari keanehan tersebut. Mungkin
karena lebih nyamannya begitu jadi bu Tessa memanggilku seperti itu.
Selama
mengikuti perkulian dengan bu Tessa ada banyak hal yang terjadi yang bisa ku
jadikan sebagai pengalaman dan pelajaran hidup dan tentunya yang pertama ingin
ku ceritakan adalah tentang tugas. Hal yang paling menyenangkan dari bu Tessa
adalah tidak banyak memberikan tugas tentu saja ini sangat meringankan beban
sebagai mahasiswa seperti aku karena bisa menenangkan dan menyegarkan benak
yang menumpuk tentang tugas mata kuliah yang lainnya. Namun, bukan berarti
perkuliahan dengan bu Tessa tidak pernah diberikan tugas pastinya ada akan
tetapi tugasnya sangat sederhana namun bermanfaat bagi siapapun yang mampu
memahaminya dengan sempurna. Tugas yang diberikan bu Tessa bersifat kelompok
dan individu, pengalaman pertama saat membuat tugas kelompok dari bu Tessa
sangat menyenangkan, tugasnya adalah mempresentasikan hasil diskusi dari materi
yang sudah diberikan ibu Tessa dan saat itu kelompok yang aku miliki beranggotakan
sembilan orang semuanya laki-laki. Meskipun kelompokku saat itu laki-laki semua
tapi kami mampu membuktikan bahwa kami ingin menjadi yang terbaik dan hal
tersebut mendapat penilaian yang sesuai dari apa yang kami harapkan dan tentu
saja penilaian tersebut menjadi poin tersendiri bagiku dan membangkitkan
semangat untuk tugas-tugas selanjutnya. Lalu, tentang tugas individu dari bu
Tessa bagiku tugas yang super kritis tapi tidak membuat aku pesimis meskipun
tugas itu harus menguras otak dan membutuhkan waktu tapi ibu Tessa sangat
mengerti dengan tugas yang ia berikan tersebut sehingga bu Tessa memberikan
waktu yang cukup lama yaitu dua minggu, bagiku dengan waktu yang dua minggu itu
rasanya cukup untuk menyelesaikan tugas menganalis dua cerpen berdasarkan
kajian struktural yang mana tugas tersebut adalah tugas yang ditujukan untuk
nilai UTS.
Selain
tentang tugas, belajar dengan bu Tessa sangat menyenangkan sekali dan tidak
membosankan. Ibu Tessa mampu membangkitkan semangat belajar seakan aku ingin
terus belajar dengannya setiap hari, selain cara belajarnya yang simpel dan
mudah dimengerti bu Tessa juga memiliki senyuman yang memotivasikan keinginan
belajar yang tak pernah padam. Di sisi lainnya juga bu Tessa terlihat begitu
cantik dan baik hati.
Di
sisi lainnya saat perkuliahan dengan bu Tessa membuat aku merasa asyiknya
belajar dengan bu Tessa adalah membuat teman-teman sekelasku cemburu dan
terkadang menggumang tidak jelas di depanku. Bagaimana tidak, setiap kali
perkuliahan sama bu Tessa hampir setiap waktu nama Julian Anggar saja yang
disebut bu Tessa, baik dalam sapaan biasa ataupun ada perintah-perintah
lainnya. Hal inilah yang membuat teman-teman sekelas ku sering menggumang
“Kelas ini seperti tidak ada orang lain saja, itu-itu terus yang dipanggil”
setiap kali teman-teman seakan ingin protes aku hanya tersenyum dan tertawa
kecil karena aku hanya berfikir berarti bu Tessa percaya kepadaku bukan bearti
tidak percaya dengan lainnya hanya saja mereka (teman-temanku) salah menanggapi
hal tersebut.
Lalu,
bu Tessa juga bisa marah dan bagiku itu adalah sesuatu yang wajar saja karena
sebuah amarah pasti ada sebabnya dan ketika dia marah terlihat begitu
bijaksana. Biasanya, kalau bu Tessa marah disebabkan karena ada tugas yang
tidak dikerjakan dan itu pernah terjadi di kelasku. Pada saat itu tugas yang
diberikan bu Tessa adalah penyusunan materi untuk dipresentasikan perkelompok, namun di dalam kelasku ada beberapa kelompok yang tidak membuatnya. Oleh karena
itu, bu Tessa marah dan bisa dikatakan bu Tessa ceramah di dalam kelas untuk menyuntik
para kelompok yang tidak membuat tugas darinya dengan kata-kata yang cukup
tajam namun terdengar sangat bijak sekali. Tapi, perlu aku jelaskan bahwa
kelompokku tidak termasuk kelompok yang tidak membuat tugas darinya karena aku
sebagai ketua kelompok tentu saja tidak ingin mengecewakan bu
Tessa semua itu disebabkan karena aku ingin terus melihat bu Tessa tersenyum
setidaknya aku tidak kehilangan senyuman semangat hidup dalam belajar dan
tentunya aku ingin menjaga kepercayaan bu Tessa juga bahwa aku tidak lalai
dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Oleh karena itu, sampai dengan hari ini juga
bu Tessa tidak pernah memarahiku.
Baiklah,
itulah pengalaman nyataku bersama bu Tessa yang mana sebagai dosen mata kuliah
Prosa. Fiksi, dan Drama. Terus terang saja, perkuliahan dengan bu Tessa memang
sangat mengasyikan. Terima kasih bu Tessa sudah jadi senyuman semangat hidup
dan belajarku.
*****