Jumat, 03 Juni 2016

Asyiknya Belajar dengan Bu Tessa


Asyiknya Belajar Dengan Bu Tessa
Boby Julian
Setelah setahun aku terapung ketika melepaskan putih abu-abu aku seperti seorang yang tak menemukan arah. Namun, pelita ku tak padam. Akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan jenjang pendidikanku. Bagiku semuanya belum terlambat dan dengan kepanikan aku memilih kemana harus menentukan arah. Kemudian jalan hidup mengantarkanku ke semenanjung melayu tempat dimana aku harus menata diri menuntut ilmu.
Semua berawal dari mimpi, aku menyusuri tempat yang sama sekali belum pernah ku pijaki sebelumnya dengan menjaminkan diri pada ketekatan yang tak pernah bertepi, aku memulai jalan hidup yang baru ini dengan nada yang tak harmonis namun dari setiap kekurangan itu aku percaya pada satu hal, Tuhan tidak pernah salah menentukan takdir oleh karena itu aku berdiri tegap dan terus melangkah menyusuri ruang yang ku sebut itu adalah tempat yang paling tepat untukku yaitu di Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), aku memulai semuanya dengan sangat hati-hati karena hidup di tempat yang mulanya belum pernah dikenali tidaklah elok bila harus bermain ria dengan sedemikian rupanya.
Akhirnya, seiring waktu yang terus berpacu aku mulai merasakan ada secercah kebahagian yang mengundang rasa nyaman yang tidak bisa ku ceritakan semuanya disini. Tapi disini aku akan menceritakan salah satunya dari semua itu dan yang aku pilih diantaranya adalah cerita bersama dosen-dosenku di UMRAH namun dari semua dosen yang ada aku memilih satu dosen yang akan aku ceritakan disini yang mana dosen tersebut aku jadikan salah satu senyuman semangat hidup. Baiklah, di dalam tulisan yang kutata dengan sangat sederhana ini aku masih begitu ingat satu dosen yang ku sebut senyuman semangat hidup itu kerap menyapaku dengan sebutan yang paling beda dari dosen-dosenku yang lainnya. Dia adalah dosen dari mata kuliah prosa,fiksi, dan drama yaitu ibu Tessa Dwi Leoni yang mana bu Tessa tersebut menyapaku dengan sapaan Julian Anggar, bagiku ini sangat berbeda dari dosen-dosen lainnya. Pada umumnya, aku disapa Julian saja dengan hal tersebutlah aku menyatakan ini sangat berbeda dan terasa sedikit aneh namun aku tidak menemukan alasan dari keanehan tersebut. Mungkin karena lebih nyamannya begitu jadi bu Tessa memanggilku seperti itu.
Selama mengikuti perkulian dengan bu Tessa ada banyak hal yang terjadi yang bisa ku jadikan sebagai pengalaman dan pelajaran hidup dan tentunya yang pertama ingin ku ceritakan adalah tentang tugas. Hal yang paling menyenangkan dari bu Tessa adalah tidak banyak memberikan tugas tentu saja ini sangat meringankan beban sebagai mahasiswa seperti aku karena bisa menenangkan dan menyegarkan benak yang menumpuk tentang tugas mata kuliah yang lainnya. Namun, bukan berarti perkuliahan dengan bu Tessa tidak pernah diberikan tugas pastinya ada akan tetapi tugasnya sangat sederhana namun bermanfaat bagi siapapun yang mampu memahaminya dengan sempurna. Tugas yang diberikan bu Tessa bersifat kelompok dan individu, pengalaman pertama saat membuat tugas kelompok dari bu Tessa sangat menyenangkan, tugasnya adalah mempresentasikan hasil diskusi dari materi yang sudah diberikan ibu Tessa dan saat itu kelompok yang aku miliki beranggotakan sembilan orang semuanya laki-laki. Meskipun kelompokku saat itu laki-laki semua tapi kami mampu membuktikan bahwa kami ingin menjadi yang terbaik dan hal tersebut mendapat penilaian yang sesuai dari apa yang kami harapkan dan tentu saja penilaian tersebut menjadi poin tersendiri bagiku dan membangkitkan semangat untuk tugas-tugas selanjutnya. Lalu, tentang tugas individu dari bu Tessa bagiku tugas yang super kritis tapi tidak membuat aku pesimis meskipun tugas itu harus menguras otak dan membutuhkan waktu tapi ibu Tessa sangat mengerti dengan tugas yang ia berikan tersebut sehingga bu Tessa memberikan waktu yang cukup lama yaitu dua minggu, bagiku dengan waktu yang dua minggu itu rasanya cukup untuk menyelesaikan tugas menganalis dua cerpen berdasarkan kajian struktural yang mana tugas tersebut adalah tugas yang ditujukan untuk nilai UTS.
Selain tentang tugas, belajar dengan bu Tessa sangat menyenangkan sekali dan tidak membosankan. Ibu Tessa mampu membangkitkan semangat belajar seakan aku ingin terus belajar dengannya setiap hari, selain cara belajarnya yang simpel dan mudah dimengerti bu Tessa juga memiliki senyuman yang memotivasikan keinginan belajar yang tak pernah padam. Di sisi lainnya juga bu Tessa terlihat begitu cantik dan baik hati.
Di sisi lainnya saat perkuliahan dengan bu Tessa membuat aku merasa asyiknya belajar dengan bu Tessa adalah membuat teman-teman sekelasku cemburu dan terkadang menggumang tidak jelas di depanku. Bagaimana tidak, setiap kali perkuliahan sama bu Tessa hampir setiap waktu nama Julian Anggar saja yang disebut bu Tessa, baik dalam sapaan biasa ataupun ada perintah-perintah lainnya. Hal inilah yang membuat teman-teman sekelas ku sering menggumang “Kelas ini seperti tidak ada orang lain saja, itu-itu terus yang dipanggil” setiap kali teman-teman seakan ingin protes aku hanya tersenyum dan tertawa kecil karena aku hanya berfikir berarti bu Tessa percaya kepadaku bukan bearti tidak percaya dengan lainnya hanya saja mereka (teman-temanku) salah menanggapi hal tersebut.
Lalu, bu Tessa juga bisa marah dan bagiku itu adalah sesuatu yang wajar saja karena sebuah amarah pasti ada sebabnya dan ketika dia marah terlihat begitu bijaksana. Biasanya, kalau bu Tessa marah disebabkan karena ada tugas yang tidak dikerjakan dan itu pernah terjadi di kelasku. Pada saat itu tugas yang diberikan bu Tessa adalah penyusunan materi untuk dipresentasikan perkelompok, namun di dalam kelasku ada beberapa kelompok yang tidak membuatnya. Oleh karena itu, bu Tessa marah dan bisa dikatakan bu Tessa ceramah di dalam kelas untuk menyuntik para kelompok yang tidak membuat tugas darinya dengan kata-kata yang cukup tajam namun terdengar sangat bijak sekali. Tapi, perlu aku jelaskan bahwa kelompokku tidak termasuk kelompok yang tidak membuat tugas darinya karena aku sebagai ketua kelompok tentu saja tidak ingin mengecewakan bu Tessa semua itu disebabkan karena aku ingin terus melihat bu Tessa tersenyum setidaknya aku tidak kehilangan senyuman semangat hidup dalam belajar dan tentunya aku ingin menjaga kepercayaan bu Tessa juga bahwa aku tidak lalai dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Oleh karena itu, sampai dengan hari ini juga bu Tessa tidak pernah memarahiku.
Baiklah, itulah pengalaman nyataku bersama bu Tessa yang mana sebagai dosen mata kuliah Prosa. Fiksi, dan Drama. Terus terang saja, perkuliahan dengan bu Tessa memang sangat mengasyikan. Terima kasih bu Tessa sudah jadi senyuman semangat hidup dan belajarku.
*****